Minggu 27 Oktober 2013 "Meneropong Jemaat di Tiatira" (Wahyu 2 : 18-29) Pak Lukman
- Jemaat memahami situasi Jemaat Tiatira yang memiliki pergumulan dalam mempertahankan kekudusan
- Jemaat menyadari bahaya ketidak-kudusan yang dapat menimpa mereka jika berkompromi dengan dosa
- Jemaat mengambil sikap untuk melawan segala bentuk ketidak-kudusan
Ketika gereja sudah menyatu dengan dunia, maka gereja
kehilangan fungsinya sebagai terang dan garam dunia. Misalnya, gereja-gereja di
Jerman pada masa gerakan nazi oleh Adolf Hitler. Gereja-gereja di Jerman
mendukung gerakan nazi yang menganiaya bangsa-bangsa lain karena gerakan nazi merupakan
gerakan yang mendukung bangsa Jerman sebagai bangsa yang memiliki kedudukan
yang lebih tinggi dibandingan bangsa-bangsa lainnya.
Contoh kasus di atas cukup mirip dengan kasus yang terjadi
pada jemaat di Tiatira yang disesatkan dalam dosa perzinahan dan memakan
persembahan berhala karena pengaruh buruk yang dibawa oleh Izebel, istri Ahab. Tiatira memang merupakan daerah penghasil kain
ungu, sehingga banyak serikat-serikat perdagangan yang dapat menjadi komunitas
yang memberikan pengaruh buruk dan menjadi pusat penyebaran ajaran sesat.
Ajaran sesat tersebut pun berkembang dengan sangat pesat karena memang kecenderungan manusia yang sangat
mudah terpengaruh oleh lingkungan sosialnya. Setiap orang akan cenderung
mengikuti perilaku atau tindakan yang dilakukan oleh kebanyakan orang untuk
menghindari tekanan sosial, seperti dikucilkan, diejek, dsb.
Pada bagian terakhir
dalam ayat ini, Tuhan menegaskan kepada jemaat di Tiatira bahwa siapa
yang tetap berjalan dalam kesesatan akan beroleh hukuman berat dari Tuhan,
tetapi siapa yang tetap berpegang pada kebenaran di dalam Tuhan, akan beroleh kemenangan. Hal ini dapat menjadi pesan bagi
kita semua. Apakah kita berani mempertahankan iman kita ketika kita dianggap
aneh atau unik karena kita berbeda dengan yang lain atau bahkan kita harus
menderita karena perbedaan kita dengan
dunia, ketika kita mempertahankan apa yang benar di hadapan Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar