Sabtu, 27 Juni 2015

The Ignorant

oleh Pak Cahyono 

Minggu, 14 Juni 2015 
Yakobus 4 : 17
Lukas 10 : 25-37

Menurut kalian, berbuat baik itu sulit atau mudah?
     Berbuat baik itu mudah jika tidak ada pengorbanan. Akan tetapi biasanya orang berbuat baik itu memiliki fokus kedalam dirinya “apa untung?rugi yang saya dapat jika saya berbuat baik kepada si A?” Fokusnya bukan kepada orang yang akan ditolong.
     Di dalam Yakobus 4 : 17 terdapat kata “tahu”  yang berarti benar-benar tahu atau sungguh-sungguh tahu. Banyak orang benar-benar tahu bahwa ia harus berbuat baik tetapi ia tidak menempatkan orang yang akan ditolong menjadi fokusnya malah memikirkan “akan jadi apa saya setelah menolongnya?” Mari kita melihat contohnya di dalam Lukas 10 : 25-37
1.       Imam = Pendeta
Ada beberapa pendapat mengenai seorang Imam yang tidak mau menolong orang yang hampir meninggal ditengah jalan itu. Salah satunya ialah mungkin Imam tersebut sedang terburu-buru untuk memimpin sebuah ibadah di suatu tempat. Pendapat lainnya mengatakan mungkin Imam tersebut mengira orang itu sudah meninggal dan karena Imam tersebut mau memimpin ibadah maka Ia enggan menyentuh mayat agar tidak menjadi najis, karena menurut ajaran Yahudi, orang yang menyentuh mayat menjadi tidak suci lagi bahkan tidak diperkenankan untuk memimpin ibadah.

2.       Orang Lewi = Pelayan Ibadah
Sama dengan Imam, mungkin ia mengira orang tersebut sudah meninggal sehingga ia takut menyentuh mayatnya karena akan menjadi najis dan tidak dapat beribadah atau bahkan pelayanan.

3.       Orang Samaria = Suku yang dikucilkan oleh Orang Yahudi
Dalam cerita tersebut, Orang Samaria ini berhenti untuk menolong orang tersebut dengan resiko yang besar apda dirinya sendiri. Selain itu, ia juga harus menangani perasaan jengkelnya terhadap Orang Yahudi. Lalu ia juga harus mengeluarkan biaya, seperti biaya penginapan dan perawatan, padahal kebanyakan Orang Samaria itu lebih miskin daripada Orang Yahudi karena mereka diasingkan dan sulit untuk mendapat pekerjaan

Mungkin kita seringkali mengabaikan sesama dan menjadi self-centered, tetapi ingatlah bahwa Tuhan tidak pernah mengabaikan kita. Ingin tahu bagaimana jadinya kalau Tuhan mengabaikan kita? Bacalah kitab Ayub, karena disanalah ada saat dimana Tuhan mengabaikan Ayub. So, jangan sampai kita mengalami hal seperti Ayub baru kita sadar akan kebaikan Tuhan tetapi sadarilah sekarang, mengucap syukur, dan sebarkan kasih kepada sesama tanpa ada lagi self-centered (CE).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar