oleh Pak Cahyono
Minggu, 14 Juni 2015
Yakobus 4 : 17
Lukas 10 : 25-37
Menurut kalian, berbuat baik itu sulit atau
mudah?
Berbuat baik itu mudah jika tidak ada pengorbanan. Akan tetapi biasanya
orang berbuat baik itu memiliki fokus kedalam dirinya “apa untung?rugi yang
saya dapat jika saya berbuat baik kepada si A?” Fokusnya bukan kepada orang
yang akan ditolong.
Di
dalam Yakobus 4 : 17 terdapat kata “tahu” yang berarti benar-benar tahu atau
sungguh-sungguh tahu. Banyak orang benar-benar
tahu bahwa ia harus berbuat baik tetapi ia tidak menempatkan orang yang
akan ditolong menjadi fokusnya malah memikirkan “akan jadi apa saya setelah
menolongnya?” Mari kita melihat contohnya di dalam Lukas 10 : 25-37
1.
Imam =
Pendeta
Ada beberapa pendapat mengenai seorang Imam
yang tidak mau menolong orang yang hampir meninggal ditengah jalan itu. Salah
satunya ialah mungkin Imam tersebut sedang terburu-buru untuk memimpin sebuah
ibadah di suatu tempat. Pendapat lainnya mengatakan mungkin Imam tersebut
mengira orang itu sudah meninggal dan karena Imam tersebut mau memimpin ibadah
maka Ia enggan menyentuh mayat agar tidak menjadi najis, karena menurut ajaran
Yahudi, orang yang menyentuh mayat menjadi tidak suci lagi bahkan tidak
diperkenankan untuk memimpin ibadah.
2.
Orang Lewi
= Pelayan Ibadah
Sama dengan Imam, mungkin ia mengira orang tersebut
sudah meninggal sehingga ia takut menyentuh mayatnya karena akan menjadi najis
dan tidak dapat beribadah atau bahkan pelayanan.
3.
Orang
Samaria = Suku yang dikucilkan oleh Orang Yahudi
Dalam cerita tersebut, Orang Samaria ini
berhenti untuk menolong orang tersebut dengan resiko yang besar apda dirinya
sendiri. Selain itu, ia juga harus menangani perasaan jengkelnya terhadap Orang
Yahudi. Lalu ia juga harus mengeluarkan biaya, seperti biaya penginapan dan
perawatan, padahal kebanyakan Orang Samaria itu lebih miskin daripada Orang
Yahudi karena mereka diasingkan dan sulit untuk mendapat pekerjaan
Mungkin kita seringkali mengabaikan sesama dan
menjadi self-centered, tetapi ingatlah bahwa Tuhan tidak pernah mengabaikan
kita. Ingin tahu bagaimana jadinya kalau Tuhan mengabaikan kita? Bacalah kitab
Ayub, karena disanalah ada saat dimana Tuhan mengabaikan Ayub. So, jangan
sampai kita mengalami hal seperti Ayub baru kita sadar akan kebaikan Tuhan
tetapi sadarilah sekarang, mengucap syukur, dan sebarkan kasih kepada sesama
tanpa ada lagi self-centered (CE).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar