Kamis, 12 September 2013

Future Family


Minggu 8 September 2013 "Future Family"
  1. Mengajak jemaat memahami bahwa pacaran menjadi awal dari membangun sebuah keluarga (karena penerimaan yang terjadi saat berpacaran tidaklah sama sepenuhnya saat menikah nanti)
  2. Memastikan bahwa dalam berpacaran, setiap pasangan membangun suatu nilai yang sesuai dengan kehendak-Nya (bukan sekedar pacaran)

Setiap orang yang berpacaran pasti akan berujung pada pernikahan, pertanyaannya ialah “kenapa mau menikah?”
Mengapa pembahasan mengenai hal ini sebegitu pentingnya?
ð  Karena dalam pernikahan selalu terdapat perbedaan yang “mengusik” zona nyaman pribadi kita sekarang, oleh karena itu pernikahan disebut sebuah proses
ð  Karena sebuah “excitement” seseorang saat awal pernikahan dapat menjadi biasa setelah beberapa tahun menjalaninya

Kalau begitu bagaimana kita mempersiapkan pacaran?
Karena konsep pernikahan seperti itu, maka kita juga harus memandang pacaran sebagai sebuah bagian dari pembentukan dan persiapan yang artinya :
ð  Pacaran sebagai wadah pembelajaran bagi setiap pasangan untuk bersedia mengikuti proses (mitra Allah dalam memperlihatkan value yang ditanamkan Tuhan pada kita, misi kasih, kekudusan, kebenaran, dll)
ð  Pacaran sebagai pembentukan karakter pribadi

Setelah itu, bagaimana cara yang benar dalam memilih pacar?
1.       Bukan hanya dilandasi rasa suka sama suka karena jika hanya ini landasannya maka sangat lemah sekali pondasinya
2.       Jangan karena alasan gengsi. Contoh : karena dia ganteng, apa salahnya aku pacari toh teman-teman ku yang lain sudah punya pacar

Sebenarnya pemilihan pacar itu melibatkan hal-hal berikut ini :
è Introspeksi diri (menyadari kesiapan meninggalkan zona nyaman untuk diproses, jika merasa belum siap maka sebaiknya ditunda dulu)
è Pengamatan yang bersandar pada Tuhan => melihat aspek yang diperlukan dalam proses pembentukan, yaitu hati yang mengasihi Tuhan, mau bergantung pada Tuhan, selalu melibatkan Tuhan dalam hidup, kesediaan untuk menjalani proses pembentukan, dll

Maka tips untuk kalian-kalian anak remaja adalah jangan hanya melihat sikap baiknya saja dan jangan hanya melihatnya saat kondisi senang, tetapi perhatikan juga sikapnya saat menagalmi kesulitan/pergumulan, perhatikan bagaimana sikapnya, perhatikan apakah ia adalah seorang yang mau dan siap menjalani proses dengan tetap bersandar pada Tuhan atau tidak.

Bagaimana jika kalian mengabaikan semua hal-hal yang telah dibahas diatas?
ð  Pernikahan dapat berlandaskan untung-untungan. Contoh : “ya ga tau orang ini bagaimana, bagaimana kedepannya, ya semoga saja hoki bisa bertahan sampai tua”
ð  Perceraian. Hal ini disebabkan karena tidak adanya hati yang mau diproses sehingga menyerah dan akhirnya memilih jalan ini, ingatlah bahwa pernikahan bisa memberikan dampak buruk kepada anak bahkan kepada pandangan orang lain mengenai diri kita sendiri
ð  Jika tidak cocok tetapi memutuskan untuk tetap menjalani pernikahan tersebut maka ada kemungkinan salah 1 nya atau bahkan keduanya mengalami tekanan batin yang berkepanjangan
ð  Pertikaian yang tiada habisnya dan mengakibatkan timbulnya rasa frustasi, kurangnya konsentrasi dalam hidup, mengorbankan anak, adanya tindakan dosa lainnya (perselingkuhan, penganiayaan, pembunuhan, dll)

ð  Tidak memiliki manfaat spiritual

Tidak ada komentar:

Posting Komentar