Minggu 21 Juli 2013 "Iman vs Akal budi" (Kejadian 24 : 1 - 27) Pdt. Puspa Noviana
- Memahami bahwa Allah telah memberikan akal budi kepada orang beriman
- Menyadari bahwa iman dan akal budi tidaklah bertentangan, melainkan saling meneguhkan satu sama lain
- Mampu membuat keputusan dan tindakan yang didorong oleh iman kepada Allah dan hikmat dari pada-Nya
Selama kita hidup
pastilah setiap kita memiliki banyak pilihan dan kita harus memutuskan yang
terbaik demi masa depan kita, contoh : makanan, pakaian, pendidikan, karir,
pasangan, dll. Ketika kita sedang dihadapkan pada beberapa pilihan pasti akan
ada banyak pertimbangan sebelum kita akhirnya akan memutuskan sesuatu, dan
dalam pengambilan keputusan itu dibutuhkan hikmat dan akal budi supaya tidak
terjadi kesalahan.
Manusia dilahirkan
dengan akal budi yang menandakan bahwa kita serupa dengan Allah. Sebenarnya apa
sih itu akal budi?
Menurut KBBI, akal
adalah daya pikir (untuk memahami sesuatu dsb) ; budi adalah alat
batin yg merupakan paduan akal dan perasaan untuk menimbang baik dan buruk,
dengan kata lain yaitu tabiat ; jadi akal budi adalah pikiran sehat. Maka orang
yang berakal budi adalah orang yang bijaksana, berkelakuan dan berpikir baik.
Akal budi sama sekali tidak bertentangan dengan iman. Iman menunjukan bahwa
kita bergantung pada Tuhan.
Contohnya ketika Abraham
memerintahkan hambanya untuk mencarikan jodoh untuk Ishak, yang dilakukan
Abraham adalah :
- Menyadari bahwa umurnya sudah tua dan ia menginginkan menantu yang baik dan seiman untuk memenuhi janji Tuhan.
- Memberi perintah kepada hambanya untuk mencarikan istri yang bukan orang Kanaan (karena Kanaan adalah bangsa yang menyembah berhala dan tidak kenal Tuhan) tetapi malah menyuruhnya kembali ke negeri asalnya (yaitu Haran). Tetapi Ishak dilarang kembali ke Haran karena Abraham tidak mau mengambil resiko jika Ishak tiba-tiba ingin menetap di Haran sehingga membuat keadaan menjadi tidak sesuai dengan janji Allah dan menunjukan bahwa Abraham tidak taat. Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa Abraham memilih dan mempercayakan hambanya.
- Beriman => Abraham yakin malaikat menyertai hambanya untuk mendapatkan wanita yang baik bagi Ishak
Ketiga hal tersebut
menunjukan bahwa Abraham memakai akal budi dan iman dalam mencari pasangan bagi
Ishak
Ada beberapa hal juga
yang dapat kita pelajari dari hambanya Abraham, yaitu :
- Berangkat dengan ketaatan => ia pergi sesuai dengan perintah-perintah Abraham.
- Sebelum melakukan tugasnya, ia berdoa terlebih dahulu untuk meminta kasih karunia agar Tuhan menunjukan wanita yang cocok dan sesuai kehendak-Nya. Dari hal ini dapat dikatakan bahwa ia memulai perjalannnya dengan doa dan ia beriman dengan mempercayakan segala sesuatunya kepada Tuhan.
- Meminta petunjuk atau tanda kepada Tuhan karena bukanlah hal yang mudah untuk mencari wanita yang sesuai untuk Ishak. Dalam hal ini berarti ia memakai akal budinya dalam mencari wanita yang sesuai.
- Memperhatikan dengan baik melalui percakapan dan tindakannya.
- Berlutut, sujud menyembah Tuhan dan bersyukur ketika sudah menemukan wanita yang diinginkan.
Akal budi harus berjalan
bersama dengan iman, tidak bisa dipisahkan. Kisah para rasul 5 : 29 berkata
"Tetapi Petrus dan rasul-rasul itu menjawab, katanya : "Kita harus lebih taat kepada Allah dari pada kepada manusia." Jadi kita pun dalam
mengambil keputusan harus memakai akal budi dan menggantungkan semua pilihan
kepada Tuhan (beriman), juga harus lebih hati-hati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar